The Effect of Learning Environment and Vocabulary Mastery on Chinese Speaking Ability
Abstract
Abstract: The Effect of Learning Environment and Vocabulary Mastery on Chinese Speaking Skill. Objective: This research aimed to was necessary to conduct research on vocabulary mastery and students Chinese speaking skills. Methods: This research employed a qualitative descriptive method and a Likert-scale questionnaire as a research instrument. The data processing and data analysis used a qualitative interactive model consisting of three stages data reduction, data display, and conclusion drawing and verification. Findings: The results revealed that the students Chinese language skills were still very low. The highest score of HSK was at intermediate level 3 with a percentage of 25 percent and intermediate level 4 with a percentage of 43 percent. For HSKK speaking skills, students skills were only at the basic level of 44 percent and 56 percent. Conclusion: From this research, it can be concluded that the low ability of students to speak Chinese was the result of the influence of the internal and external factors of students where the discipline of using the language was still very low. Furthermore, the influence of the family and community environment was also one of the factors that greatly affected students learning.
Keywords: learning environment, vocabulary mastery, Chinese speaking skills.
Abstrak: Dampak Lingkungan Belajar dan Penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan Berbahasa Mandarin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari penguasaan kosakata dan lingkungan belajar terhadap kemampuan berbicara bahasa mandarin. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuesioner skala likert sebagai instrumen pengumpulan data. Analisis data menggunakan model interaktif kualitatif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data, tampilan data serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Temuan: Kemampuan bahasa mandarin mahasiswa masih sangat rendah dengan nilai tertinggi HSK masih berada dilevel menengah 3 dengan persentase sebesar 25 persen dan level menengah 4 dengan persentase sebesar 43 persen. Untuk kemampuan kecakapan berbicara HSKK, kemampuan mahasiswa hanya berada di level dasar sebesar 44 persen dan 56 persen. Kesimpulan: Rendahnya kemampuan berbahasa mandarin mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dimana kedisiplinan penggunaan bahasa mahasiswa masih sangat rendah. Selain itu pengaruh lingkungan keluarga serta masyarakat juga menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pembelajaran bahasa mandarin mahasiswa.
Kata kunci: pengaruh lingkungan, penguasaan kosakata, kemampuan berbicara bahasa mandarin.
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, S. (2010). Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Ke-14. Jakarta.
Astuti, N. T. (2017). Pengaruh Gaya Belajar terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris. DEIKSIS. https://doi.org/10.30998/deiksis.v9i03.1095
Darmanto, D., Hari, Y., Hermawan, B., & Setyawati, E. (2019). Aplikasi Sistem Manajemen Konten Bahasa Mandarin untuk Mendukung Ujian Hanyu Shuiping Kaoshi. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer. https://doi.org/10.25126/jtiik.201961757
Ellis, R. (2015). Understanding Second Language Acquisition-Second Edition. In Oxford.
Fadhila, A. Q., & Toyib, M. (2018). Komparasi Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Intensitas Belajar dan Tingkat Ekonomi Orang Tua Pada Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 01 Boyolali.
Ismail, I., & AlBahri, F. P. (2019). Perancangan E-Kuisioner menggunakan CodeIgniter dan React-Js sebagai Tools Pendukung Penelitian. J-SAKTI (Jurnal Sains Komputer Dan Informatika). https://doi.org/10.30645/j-sakti.v3i2.152
Liu, Z. (2002). Foreign direct investment and technology spillover: Evidence from China. Journal of Comparative Economics. https://doi.org/10.1006/jcec.2002.1789
Miftachul Rahmi, J. K. (2018). UPAYA PENINGKATAN INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSETRUKTUR UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 NEGARA. SOSIOEDUKASI: JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL, 7(2), 126–136.
Mutmainnah, Y. (2008). Pemilihan Bahasa Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik Masyarakat Jawa di Kota Bontang Kalimantan Timur. Universitas Diponegoro.
Nurgiyantoro, B. (2013). MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA. LITERA. https://doi.org/10.21831/ltr.v10i2.1157
Purba, A. (2013). PERANAN LINGKUNGAN BAHASA DALAM PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(2).
Purmadi, A. (2016). Hubungan Intensitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Riyandiarto, B. B. (2018). Hubungan Intensitas Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII. Jurnal Ilmiah MathGram Matematika.
Riyanto, D., & Aziza, M. (2020). Analisis Intensitas Belajar Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung. https://doi.org/10.23960/mtk/v8i2.pp325-335
Sugiono, S. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r & d. Alfabeta.
Wang, J., Spencer, K., & Xing, M. (2009). Metacognitive beliefs and strategies in learning Chinese as a foreign language. System. https://doi.org/10.1016/j.system.2008.05.001Chinese Testing International
Wenning李文宁, L. (2017). 跨越藩篱:光影世界中的“诗意情境.” 清华大学出版社.
Widyanigrum, H. K. (2018). CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya. https://doi.org/10.22219/kembara.vol3.no1.49-54
Chinese TestingInternasional.(2022). http://www.chinesetest.cn/gosign.do?id=1&lid=0# diakses tanggal 20 maret 2022
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Pendidikan Progresif
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
The copyright is reserved to The Jurnal Pendidikan Progresif that is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.