KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TERHADAP PENURUNAN POPULASI SATWA LINDUNG Elepas maximus sumantresis DI PROVINSI LAMPUNG

Dina Maulina, Mimien Henie Irawati, Fathur Rochman, Istamar Syamsuri

Abstract


The forests have many functions as a source of germplasm for riches varieties of flora and fauna. However, the function of forests has now become indispensable for elephants as shelter and feeding sites. Through this study examines the environmental damage that restricts animal population Elepas maximus sumantresis through methods explainatory survey method. The population in this study was the overall number of animals that were the Sumatran elephant in Lampung Province. The results showed that in the last 10 years occurred a decrease in forest land area in Lampung povinsi of 7.05% or an area of 234 004 ha. While in the previous 12 years (1985-1997) were deforested much as 23.873%. These conditions resulted in a decline of the elephant population is a species endemic in Lampung province by 69% of potential elephant habitat in the last 25 years.

Hutan memiliki banyak fungsi sebagai sumber plasma nutfah bagi kekayaan varietas flora dan fauna. Namun, fungsi hutan kini menjadi tergantikan bagi gajah sebagai tempat hunian dan tempat mencari makan. Melalui penelitian ini mengkaji mengenai kerusakan lingkungan yang membatasi populasi satwa Elepas maximus sumantresis melalui metode explainatory survey method. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah satwa gajah sumatera yang berada di Provinsi Lampung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam 10 tahun terakhir tejadi penurunan luas lahan Hutan di povinsi lampung sebesar 7,05% atau seluas 234.004 ha. Sementara dalam kurun waktu 12 tahun sebelumnya (1985-1997) mengalami deforestasi sebanyak 23,873%. Kondisi ini mengakibatkan penurunan terhadap populasi gajah yang merupakan satwa endemik di Provinsi Lampung sebesar 69%habitat potensial gajah dalam 25 tahun terakhir.

Kata kunci: Elepas maximus sumantresis, kerusakan hutan, Lampung



Full Text:

PDF

References


Anonim. 2000.Taman Nasional Way Kambas. (Online), (http://en.google.com/TNWK, diakses 12 november 2015, 14:15).

Abdullah, Asiah, dan T. Japisa. 2012. Karakteristik habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di kawasan ekosistem seulawah kabupaten Aceh besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Biologi Edukasi 4(1): 41-- 45. Adam. 2011. Gajah dan Faktanya. (Online), (http://www.ad4msan.com/2015/05/gajah-dan-faktanya. Html, diakses 10 November 2012, Pukul 19:00 WIB).

Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Penerbit IPB Press, Bogor.

Balai Taman Nasional Way Kambas. 2011. Rencana Strategis Tahun 2011. Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Lampung Timur. CITES. 2000. Appendix 1, as adopted by the conference of the parties. (Online), (http://www. cites.org/eng/ append/ III. Html, diakses 15 November 2015. Pukul 15.30 WIB.

Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan. Jakarta. Firqan, I. 2012. Melirik peran dan daya guna taman konservasi Lampung. (Online), (. http:// astacala. org/wp/2012/03/melirik-peran-dan-daya-guna-taman-konservasi-gajah-dilampung/, diakses: 23 November 2015, Pukul 11:05 WIB).

Fadilasari. 2001. Gajah Lampung. (Online), (http//Tempo/gajah lampung, diakses 12 november 2015, 13:25).

Indrawan,Mochamad. 2000. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mahanani, A.I. 2012. Strategi konservasi gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) di Suaka Margasatwa Padang Pesugihan provinsi Sumatera selatan berdasarkan daya dukung habitat. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 53 Musabine, E.S. 2013. Malnutrisi pada gajah sumatera (spending my time on this weekend to treat elephant). (Online), (http://ernisuyanti medic konservasi./2013/05/spending-my-timeon-this-weekend-to. html , diakses 29 juni 2015, Pukul 15:15 WIB)

Nababan, H. 2007. Mengawal Lingkungan Lampung (2-Habis): Senthong, Buruknya Nasib Gajah (Kompas, 28 Maret 2015). (Online), (http:// ulunlampung .blogspot.com /2007/03/ mengawal lingkungan lampung 2 habis. html , diakses 2 Desember 2012. Pukul. 01:13 WIB).

Nasution, S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmah). Jakarta: Bumi Aksara.

Shoshani, J. dan J. F Eisenberg, 1982. Elephas maximus. The American Society of Mammalogists.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Syamsuardi., W. Sukmantoro., Muslino., Nukman., N. Fadhli., A. Purwaka., Riyadin., E. Heri., dan J. Prawoto. 2010. Standar Operasional Prosedur untuk Elephant Flying Squad dalam Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah. Jakarta: WWF Indonesia.

Syarifuddin, H. 2008. Analisis daya dukung habitat dan permodelan dinamika populasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) studi kasus di kawasan seblat kabupaten Bengkulu Utara. Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Wahdan. 2010. Strategi Konservasi Gajah Sumatera. (Online), (http://lingkarhayati. wordpress. Com /2010/03/28/ strategi-konservasi-gajah-sumatera-e-maximus-sumatranus/, diakses 2 November 2015. Pukul 22:30 WIB).

World Wildlife Found. 2005. Mengenal Gajah Sumatera. (Online), http://www.wwf.or.id/?5484/MengenalGajah-Sumatra, diakses 15 November 2015. Pukul 19.00 WIB).

Yitnosumarno, S. 1994. Dasar-Dasar Statistika Dengan Penekanan Terapan Dalam Agrokompleks. Teknologi dan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Bioterdidik



View My Stats

Creative Commons License
The copyright is reserved to The Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah that is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.