Pengaruh Isu Sosiosaintifik dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Abstract
This research was aimed to describe the effect of socioscientific issues in improving critical thinking ability on electrolyte and non-electrolyte solutions. The cluster random sampling technique was used for the selection of samples, obtained X IPA 1 as experimental class and X IPA 4 as control class. The method is quasi-experimental design with a pretest posttest control group design. The effect of socioscientific issues was analyzed by the differences of two averages on n-Gain and the effect size test. The results of the study showed that the n-Gain average of students critical thinking ability in the experimental class was high , and the effect size was large. The conclusion of this research is that socioscientific issues based learning has a positive effect in improving critical thinking ability in electrolyte and non-electrolyte solution material.
Keywords: socioscientific issues, critical thinking ability, electrolyte and non-electrolyte solutions
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh isu sosiosaintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Teknik cluster random sampling digunakan untuk pemilihan sampel, diperoleh kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol. Metode dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest control group design. Pengaruh isu sosiosaintifik dianalisis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata pada n-Gain dan uji effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen berkriteria ‘tinggi’, dan effect size ‘besar’. Kesimpulan penelitian ini yaitu pembelajaran berbasis isu sosiosaintifik berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Kata kunci: isu sosisaintifik, kemampuan berpikir kritis, larutan elektrolit dan non-elektrolit
Full Text:
PDFReferences
Abujahjouh, Y. M. (2014). The effectiveness of blended e-learning forum in planning for science instruction. Journal of Turkish Science Education, 11(4), 3-16.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bassham G, Irwin, W., Nardone, H., & Wallace, J. M. (2010). Critical thinking: A student introduction. 4th Edition. Mc Graw-Hill Company, Inc. On lineathttp://s3.amazonaws.com/engrademyfiles/4008228113384505/Students_Guide_to_Critical_Thinking.pdf. diakses tanggal 25 Desember 2018.
Dincer, E. (2015). Effect of computer assisted learning on student’s achievement in Turkey: A meta-analysis. Journal of Turkish Science Education, 12(1), 99-108.
Ennis, R. H. (2011). The nature of critical thinking: An outline of critical thinking dispositions and abilities. Diakses pada tanggal 25 November 2018 dari http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalThinking_51711_000.pdf.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E. & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education (Eigth Edition). New York: McGrow-Hill.
Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics, 66(1), 64-74.
Herlanti, Y. (2012). Pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran sains berbasis isu sosiosaintifik. Tabloid Aksara Edisi 54-56 Februari-April 2012. Tersedia di: https://yherlanti.wordpress.com/2012/02/10/pemanfaatanmedia-sosial-dalam-pembelajaransains-berbasis-issosiosaintifik/ (29 November 2018).
Holbrook, J., & Rannikmae, M. (2009). The meaning of scientific literacy. International Journal of Environmental & Science Education, 4(3), 275- 288.
Lathifah, A. S., & Susilo, H. (2015). Penerapan pembelajaran socioscientific issues melalui metode simposium berbasis lesson study untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah biologi umum. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi, 919.
OECD. (2016). Programme for international student assessment (PISA) result from PISA 2015. OECD Publishing Online. Tersedia di: https://www.oecd. org/pisa/ PISA-2015-Indonesia.pdf. (10 Desember 2018).
Osborne, J. (2005). The role of argument in science education dalam K. Boesma dalam M. Goedhart, O. De Jong, & H. Eijkelhof (Ed.), Research and Quality of Science Education. Dordrecht, Nederlands: Spinger.
Putriana, Sunyono, & Diawati, C. (2018). Pengaruh penggunaan isu sosiosaintifik untuk meningkatkan kemampuan metakognisi siswa pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Journal Pendidikan MIPA, 7(2), 5 – 12.
Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Transito.
Sunyono, Wirya, I. W., Suyanto, E., & Suyadi, G. (2009). Identifikasi masalah kesulitan dalam pembelajaran kimia SMA kelas X di Propinsi Lampung. Journal Pendidikan MIPA, 10(2), 9-18.
Sunyono. (2012). Buku model pembelajaran berbasis multipel representasi (Model SiMaYang). Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Wilsa, A.W., Susilowati S. M. E., & Rahayu, E. S. (2017). Problem based learning berbasis socio-scientific issue untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi siswa. Journal of Innovative Science Education. Diakses pada tanggal 25 November 2018 dari.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise
Yuliastini, I. B., Rahayu, S., & Fajaroh, F. (2016). POGIL berkonteks socio scientific issues (SSI) dan literasi sains siswa SMK. Proseding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pascasarjana UM, 1, 601-614.
Zeidler, D. L., Sadler, T. D., Simmons, M. L., & Howes. E. V. (2005). Beyond STS: A research-based framework for socioscientific issues education. Wiley Inter Science, 89, 357-377.
Refbacks
- There are currently no refbacks.