Tradisi basunat turen bérang pada masyarakat desa rhee loka: sebuah kajian makna
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari tradisi Basunat Turen Berang pada masyarakat Desa Rhee loka Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa. Dengan jenis penelitian lapangan ini, digunakan teknik deskriptif kualitatif. Penelian ini menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sumber data berasal dari informan lembaga adat dan tokoh masyarakat yang mengetahui tradisi basunat turen bérang. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi mengumpulkan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna tradisi basunat turen bérang, dalam tradisi basunat turen berang di temukan ada tiga makna prosesi yaitu: barodak yang dimaknai sebagai ritual pembersihan diri secara lahir dan batin, Basunat yang dimaknai sebagai proses kebersihan dan kesehatan anak, Basunat turen bérang yang dimaknai sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan membuang sial. Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu: bangka ode, béte, kipeng, topat sarapat petikal, mama pekok, loto kuning, me pajo atau me lege 4 rupa, me 3 kepal, tele kela, punti saba, rokok jontal, dila malam, serset atau serpok, 1 ekor ayam telas atau kepala kambing, 1 ekor ayam pangang selangkap, Pade patah dan gong genang basarunai.
Kata Kunci: Tradisi, Makna, Basunat Turen berang.
Full Text:
PDFReferences
Bakhri, S. (2018). Resiprositas Dalam Sunat Poci Dan Mantu Poci Masyarakat Tegal. Jurnal Analisa Sosiologi, 1(7), 94–109.
Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Fauziyah, S. (2017). Tradisi SUnat Perempuan di Banten dan Impilkasinya terhadap Gender, Seksualitas, dan kesehatan Reproduksi. Agama dan Budaya, 15(2), 135–182.
Heryani, N., Herinawati, & Diniyati. (2020). Tradisi dan PersepsiTentang Sunat Perempuan di Desa Sukamaju Kabupaten Muaro Jambi.
Keesing, M.Roger. 1992. Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga
Kusumarini, Y. (2006). Teori Semiotic. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS Pelangi Nusantara
Nurdiyana, T. (2013). Sunat Perempuan Pada Masyarakat Banjar Di Kota Banjarmasin. KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture, 2(2), 116–124. https://doi.org/10.15294/komunitas.v2i2.2281
Nuwa, G. (2019). Analisis Tradisi Nggedho Dora (Sunat) Di Kelurah Lape Kecematan Aesesa Kabupaten Nagekeo. JUPEKN: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(1), 22–36.
Rusydi, M. (2011). “Membaca” Makna Antropologis Dan Filosofis. Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman, 10(2), 225–244.
Rusmana, D. 2014. Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural Hingga Dekonstruksi Praktis. Bandung: Pustaka Setia.
Sobur, Alex.2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Raja Grafindo Persada.
Sukarismanti. (2022). Tradisi Upacara Cafi Sari Masyarakat Suku Mbojo: Kajian Folklore. KOLONI : Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(2), 368–376.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: R&D. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Danella Cecilia Cahyani, B. (2018). Analisis Semiotika pada Ritual Pengobatan Tradisional Tiongkok di Kelenteng Kera Sakti Deli Tua. Universitas Sumatera Utara.
Walker, John. 2010. Desain, Sejarah, Budaya. Yogyakarta: Jalasutra
DOI: http://dx.doi.org/10.23960%2Faksara%2Fv23i2.pp67-78
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats