Drone Multispektral Dalam Pemetaan Tutupan Lahan Kajai, Pasaman Barat, Sumatera Barat, Indonesia
Abstract
Sumatra Island is the sixth-largest island in the world, with an area of 443,068.8 km2. West Sumatra often experiences earthquakes due to the subduction route, or the India-Australia and Eurasian tectonic plate route, the Mentawai Fault System on the western part of the West Sumatra Coast, and the Sumatran Fault Segment, as happened in West Pasaman Regency. The earthquake in West Sumatra was in Kenagarian Kajai, Talamau District, West Pasaman Regency. This research aim to obtain spatial information in the Kenagarian Kajai area, Talamau District, West Pasaman, which will later be implemented in the form of a map. This multispectral drone can produce images that can be processed digitally, so they can present images of objects that are simpler but informative in classifying them. By using drones, it is possible to obtain topographic measurement data with the same quality as terrestrial measurements but in a relatively shorter time.
Pulau Sumatera merupakan pulau terbesar keenam di dunia dengan luas mencapai 443.068,8 Km2. Sumatera Barat sering mengalami gempa bumi, akibat adanya jalur subduksi atau jalur lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia, Mentawai Fault System di bagian Barat Pantai Sumatera Barat, dan Segmen Sesar Sumatera, seperti yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Gempa bumi di Sumatera Barat yaitu Kenagarian Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Dalam penelitian ini, kami menggunakan wahana peminderaan jauh berupa drone multispektral untuk memetakan tutupan lahan dan bertujuan untuk mendapatkan informasi spasial di wilayah Kenagarian Kajai, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat yang nantinya akan diimplementasikan dalam suatu bentuk peta. Drone multispektral ini dapat menghasilkan citra yang dapat melakukan pemrosesan secara digital, sehingga dapat menyajikan gambar-gambar objek yang lebih sederhana namun informatif dalam mengklasifikasikannya. Dengan menggunakan drone sangat dimungkinkan untuk mendapatkan data pengukuran topografi dengan kualitas yang sama dengan pengukuran secara terrestrial akan tetapi delam waktu yang relative lebih singkat.
Kata Kunci: drone multispektral, pemetaan, tutupan lahan
Full Text:
PDFReferences
Bode, C., Saroinsong, F. B., Tasirin, J. S., & Rombang, J. A. (2015, July). ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI TAMAN HUTAN RAYA GUNUNG TUMPA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. In Cocos (Vol. 6, No. 11).
Dewi, N. K., & Rudiarto, I. (2013). Identifikasi Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Daerah Pinggiran di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 1(2), 175-188.
Hayati, S. (2010, July). Partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Pangandaran-Jawa Barat. In Forum Geografi (Vol. 24, No. 1, pp. 12-27).
Hidayat, A. (2009). Sumberdaya lahan indonesia: potensi, permasalahan, dan strategi pemanfaatan. Jurnal Sumberdaya Lahan, 3(2). Hidayat, M. (2011). Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata (Studi Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat). THE Journal: Tourism and Hospitality Essentials Journal, 1(1), 33-44.
Indarto, I., & Faisol, A. (2009). IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PERUNTUKAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA ASTER (Landuse Identification and Classification Using ASTER Multispectral Data). Media Teknik Sipil, 9(1), 1-8.
Jaya, L. M. (2013). Analisis perubahan tutupan lahan di wilayah pesisir teluk kendari menggunakan citra satelit resolusi tinggi (kurun waktu 2003-2009).
Lahan, S. D. (2008). “PENENTUAN PEMANFAATAN LAHAN” Kajian Land Use Planning dalam Pem anfaatan Lahan Untuk Pertanian.
Maksum, Z. U., Prasetyo, Y., & Haniah, H. (2016). Perbandingan Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Objek Dan Klasifikasi Berbasis Piksel Pada Citra Resolusi Tinggi Dan Menengah. Jurnal Geodesi Undip, 5(2), 97-107
DOI: http://dx.doi.org/10.23960%2Fjpg.v12i1.29638
Refbacks
INDEXING