Pengaruh Hormon NAA dan IBA Pada Eksplan Nibung (O. tigillarium) Terhadap Umur Muncul Kalus (Hari)

Mellisa Mellisa, Asyti Febliza

Abstract


Nibung (O. tigillarium) is a type of palm that generally grows naturally and clumps like bamboo. Nibung (O. tigillarium) is designated as a flora identity originating from Riau Province. Nibung trees have long been used by the Riau community. Almost all parts of bamboo can be utilized, starting from the stem, fruit to the flower. Embryos contained in the fruit can be used as tissue culture explants as an alternative to multiply plants. Tissue culture is one of the approaches to farming that has been based on how to be created as a complement and allows for the improvement of the effectiveness and productivity of traditional and conventional farming methods. Tissue culture research using Completely Randomized Design (CRD) and added growth regulating hormone IndolebutyricAcid (IBA) and NAA (Naphthalene Acetic Acid) which obtained results that the IBA and NAA hormones had significant or significant effect on the age of callus.

Keywords: IBA hormone, NAA hormones, plant growth, tissue culture

 

Nibung (O. tigillarium) merupakan sejenis palmae yang umumnya tumbuh secara alami dan berumpun seperti bambu. Nibung (O. tigillarium) ditetapkan menjadi identitas flora yang berasal dari Provinsi Riau. Pohon nibung telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Riau. Hampir semua bagian nibung dapat di manfaatkan, mulai dari batang, buah hingga bunganya. Embrio yang terdapat pada buahnya dapat dimanfaatkan sebagai eksplan kultur jaringan sebagai salah satu alternatif perbanyakkan tanaman. Kultur jaringan adalah salah satu pendekatan budidaya pertanian yang sudah berpijak pada konsep ‘how to created’ yang melengkapi serta memungkinankan peningkatan efektifitas dan produktifitas cara-cara bertanam tradisional dan konvensional. Penelitian kultur jaringan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan ditambahkan zat pengatur tumbuh hormon Indolebutyric Acid (IBA) dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang mendapatkan hasil bahwa hormon IBA dan NAA berpengaruh nyata atau signifikan terhadap umur muncul kalus.

Kata kunci: hormon NAA, hormone IBA, kultur jaringan, tanaman


Full Text:

PDF

References


Hartman, H. T., D. E. Kester, dan F. T. Davies Jr. 1990. Plant propagation principles and practices. Englewood Clifts.New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Hendrayono & Wijani. 2002. Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan Dan Petunjuk Perbanyakn Secara Vegetative Secara Modern. Kanisus: Yogyakarta.

Satyvathi, V.V., P.P. Jauhar, E.M Elias, And M.B Rao. 2004. Genomics, Molecular Genetic And Biotechnologyefects Of Growth Regulator On In-Vitro Plantregeneration. Crop Sci. 44: 1839-1846. (Diakses pada tanggal 10 April 2018).

Sugiyanti, E. 2008. Pengaruh Kombinasi Bap (Benzil Amino Purine) Dan Naa (Naphtalene Acetic Acid) Terhadap Pertumbuhan Tunas Zodia (Euodia Suaveolens Scheff.) Secara In Vitro. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Skripsi Online. (Diakses pada tanggal 10 April 2018).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah



View My Stats

Creative Commons License
The copyright is reserved to The Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah that is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.