PEMETAAN VITALITAS BAHASA LAMPUNG DI WILAYAH PERKOTAAN LAMPUNG UTARA: UPAYA MENGHADAPI PERGESERAN PENGGUNAAN BAHASA IBU

Meutia Rachmatia, Muhammad Galib Iqbal, Masitoh Masitoh, Kristian Adi Putra, Abdillah Rizqy Fauziah

Abstract


This study examines the vitality of the Lampung language in urban areas of North Lampung, addressing the ongoing phenomenon of mother tongue language shift. Employing an ethnolinguistic framework with a combination of quantitative and qualitative methodologies, the research engaged 200 respondents across two age groups (15–30 years and >30 years) from three regions: Kotabumi, South Kotabumi, and North Kotabumi. Data collection was conducted via questionnaires, with analysis guided by UNESCO's language vitality parameters and results visualized using the ArcGIS application. Findings indicate that the Lampung language holds a "vulnerable" vitality status, with an average index score of 0.56. Notably, three parameters were identified as critical: intergenerational transmission (0.46), domains of language use (0.49), and new media and domains (0.38). These results underscore a persistent language shift over the past decade and provide an empirical basis for formulating policies aimed at revitalizing and preserving the Lampung language in urban contexts.

 

Penelitian ini mengkaji vitalitas bahasa Lampung di wilayah perkotaan Kabupaten Lampung Utara, dengan menyoroti fenomena pergeseran bahasa ibu yang terus berlangsung. Menggunakan kerangka etnolinguistik dengan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif, penelitian ini melibatkan 200 responden dari dua kelompok usia (15–30 tahun dan >30 tahun) di tiga wilayah: Kotabumi, Kotabumi Selatan, dan Kotabumi Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, dengan analisis berdasarkan parameter vitalitas bahasa UNESCO dan visualisasi hasil menggunakan aplikasi ArcGIS. Temuan menunjukkan bahwa bahasa Lampung berada pada status vitalitas "rentan," dengan skor indeks rata-rata 0,56. Secara khusus, tiga parameter diidentifikasi sebagai kritis: transmisi antargenerasi (0,46), domain penggunaan bahasa (0,49), dan media baru serta domainnya (0,38). Hasil ini menegaskan pergeseran bahasa yang terus berlangsung selama satu dekade terakhir dan memberikan dasar empiris untuk merumuskan kebijakan yang bertujuan untuk merevitalisasi dan melestarikan bahasa Lampung di konteks perkotaan.


Keywords


ethnolinguistics, Lampung language, language vitality, language shift, language revitalization

Full Text:

PDF

References


Aritonang, B. (2013). Vitalitas bahasa Seget: kajian ke arah pemetaan vitalitas bahasa daerah. In Sawerigading (Vol. 19, Issue 1, pp. 47–56).

Budiono, S., Handayani, R., & Winarti, S. (2023). Vitalitas Bahasa Lampung Di Pekon Penengahan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Linguistik Indonesia, 41(1), 59–74. https://doi.org/10.26499/li.v41i1.389

Dadang Sunendar. (2019). Sekapur Sirih Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia Edisi Keenam. Bahasa Dan Peta Bahasa , 1–11. https://petabahasa.kemdikbud.go.id/sekapursirih.php

F. Wibowo, S. (2016). Pemetaan Vitalitas Bahasa-Bahasa Daerah Di Bengkulu: Pentingnya Tolok Ukur Derajat Kepunahan Bagi Pelindungan Bahasa Daerah. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 5(2), 155. https://doi.org/10.26499/rnh.v5i2.149

Gunawarman, A. (1994). The encroachment of Indonesian upon the Home Domain of the Lampungic Language Use: A Study of the Possibility of a Minor Language Shift. The Seventh International Conference on Austronesian Linguistics.

Hanawalt, C. (2011). Menuai dengan Harapan Memanen: Refleksi Terhadap Kebijakan Perlindungan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia. In Politik Bahasa. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Inayatusshalihah, N., & Sudarmaji, M. (2020). Bahasa Adang di Pulau Alor: Kajian Vitalitas Etnolinguistik. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 9(2), 212. https://doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2933

Katubi, O. (2006). „Lampungic Languages: Looking for New Evidence of the Possibility of Language Shift in Lampung and the Question of its Reversal. The Tenth International Conference on Austronesian Linguistics.

Kebudayaan, K. P. dan. (2023). Data Bahasa di Indonesia.

Nugroho, M. (2020). The Vitality of Saleman Language in Saleman Village Mardi Nugroho Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa PENDAHULUAN Kekayaan budaya di Indonesia berupa bahasa daerah berjumlah ratusan . Tim Pemetaan Bahasa ( 2017 ) telah menginventarisasi dan mendeskrip. 9, 260–271.

Rachmatia, M., & Putra, K. A. (2015). Perluasan Dan Keberlanjutan Fenomena Diglossia Di Daerah Perkotaan Di Provinsi Lampung1. 3(1), 10–27. Disampaikan pada seminar “Kebijakan Bahasa Pascaorba: Sebuah Penguatan Identitas?” yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan-LIPI pada tanggal 4-5 Agustus 2015 di Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.