Development of E Modules to Improve Scientific Explanation Skills in Science Learning for Junior High School Students
Abstract
Abstract: Scientific explanation skill is one of the essential skills for students in science learning today. Scientific explanation is a reasoning skill that relates claims, evidence, and reasoning. Students can understand, articulate, and explain scientific phenomena accompanied by evidence and reasoning with scientific explanation skills. However, in reality, students are still lacking in scientific explanation skills. In an effort to improve scientific explanation skills, teaching material is needed to be developed in the form of e-modules. The use of e-modules in learning is expected to train students' thinking skills, one of which is scientific explanation skills. This study aims to determine the validity, practicality, and effectiveness of e modules to improve the scientific explanation skills of junior high school students in science learning. The development of the e module is carried out in three stages, namely preliminary research, prototyping stage, and assessment phase. The results showed that e modules were included in the valid, practical, and effective categories. Thus, the e module can be used and applied to develop science learning outcomes and scientific explanation skills.
Keywords: scientific explanation skill, e module, science learning.
Abstrak: Scientific explanation skill merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi siswa dalam pembelajaran sains saat ini. Scientific explanation merupakan keterampilan bernalar yang mengkaitkan antara klaim, bukti, dan penalaran. Dengan scientific explanation skills, siswa dapat memahami, mengartikulasi, dan menjelaskan fenomena ilmiah disertai dengan bukti dan penalaran. Namun pada kenyataannya siswa masih kurang dalam kemampuan scientific explanation skill. Sebagai upaya meningkatkan scientific explanation skill siswa dibutuhkan suatu bahan ajar untuk dikembangkan yaitu berupa e-modul. Penggunaan e-modul dalam pembelajaran diharapkan dapat melatihkan kemampuan dan keterampilan siswa, salah satunya scientific explanation skill. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan dari e-modul untuk meningkatkan scientific explanation skill siswa SMP pada pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia. Pengembangan e modul dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu preliminary research, prototyping stage, dan assessment phase. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya e-modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori valid, praktis dan efektif. Dengan demikian, e modul yang dikembangkan dapat digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk mengembangkan hasil belajar IPA dan kemampuan scientific explanation skill.
Kata kunci: scientific explanation skill, e-modul, pembelajaran IPA.
Full Text:
PDFReferences
Adriyani, E. L. & T. S. H. Wulandari. (2018). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis kontekstual dilengkapi glosarium pada materi perubahan ıklim untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Proceeding Biology Education Conference, 15(1), 379-387.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdaka.
Akker, J. V., B. Bannan, A. E. Kelly, N. Nieveen, & T. Plomp. (2010). An İntroduction To Educational Design Research. Netherlands: Enschede.
Astalini, Darmaji, W. Kurniawan, K. Anwar, & D. A. Kurniawan. (2019). Effectiveness of using e-module and e-assessment. iJIM, 21-39.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Braaten, M., & M. Windschitl. (2010). Working toward a stronger conceptualization of scientific explanation for science education. Science Studies and Science Education. Wiley Periodicals, 95(4), 639-669.
Chin, C., & J. Osborne. (2010). Students’ questions and discursive ınteraction: their ımpact on argumentation during collaborative group discussions in science. Journal of Research in Science Teaching. 47(7), 883-903.
Ebtasari, D. & E. Ismayati. (2016). Pengembangan student worksheet berbasıs problem based learnıng untuk menıngkatkan kemampuan berpıkır krıtıs sıswa pada mata pelajaran teknık kerja bengkel dı SMK negerı 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5(3), 925-931.
Erlina, N., Supeno, dan I. Wicaksono. (2017). Penalaran ilmiah dalam pembelajaran fisika. Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 “Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi”. 472-480.
Fausih, M., dan T. Danang. (2015). pengembangan medıa e-modul mata pelajaran produktıf pokok bahasan “ınstalası jarıngan LAN (local area network)” untuk sıswa kelas XI jurusan teknık komputer jarıngan dı SMK Negerı 1 Labang Bangkalan Madura. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 1(1), 1-9.
Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American
Hasbiyati, H. (2017). Penerapan medıa e-book berekstensı EPUB untuk menıngkatkan mınat dan hasıl belajar sıswa SMP pada mata pelajaran IPA. Jurnal Pena Sains, 4(1), 16-21.
Islakhiyah, Sutopo, & L. Yuliati. (2018). Scientific explanation of light through phenomenon-based learning on junior high school student. First International Conference on Science, Mathematics, and Education (ICoMSE), 218(1), 173-185.
Tamimiya, K. T., A. A. Gani, & P. D. A. Putra. (2017). Pengembangan modul pembelajaran ıpa berbasıs sets untuk menıngkatkan collaboratıve problem solvıng skılls sıswa SMP pada pokok bahasan cahaya. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(4), 392-398.
Kirana, A. D., Supeno, & Maryani. (2019). Diagram scaffolds untuk membelajarkan kemampuan scientific explanation siswa SMA pada pembelajaran fisika. FKIP e-PROCEEDING. 3(2), 82-88.
Kurniawan, C., & D. Kuswandi. (2021). Pengembangan E-Modul Sebagai Media Literasi Digital Pada Pembelajaran Abad 21. Lamongan: Academia Publication.
Lee, C. Q., & She, H. C. (2010). Facilitating students‟ conceptual change and scientific reasoning ınvolving the unit of combustion. Research Science Education. 40, 479-504.
Listyawati, M. (2012). Pengembangan perangkat pembelajaran IPA terpadu dı SMP. Journal of Innovative Science Education, 1(1), 61-69.
McNeill, K. L., D. J. Lizotte, & J. Krajcik. (2006). Supporting students’ construction of scientific explanations by fading scaffolds in ınstructional materials. The Journal of The Learning Sciences, 15(2), 153-191.
McNeill, K. L., & J. Krajcik. (2008). Scientific explanations: characterizing and evaluating the effects of teachers’ ınstructional practices on student learning. Journal of Research in Science Teaching, 45(1), 53-78.
Muliardi, M. W. R., Supeno, & S. Bektiarso. (2018). Lembar kerja sıswa scıentıfıc explanatıon untuk melatıhkan kemampuan penjelasan ılmıah sıswa sma dalam pembelajaran fısıka. Seminar Nasional Pendidikan Fisika. 3: 33-38.
Nieveen, N. (1999). Prototyping to reach product quality. Boston: Kluwer Academic.
Novak, A. M., K. L. McNeill, & J. S. Krajcik. (2009). Helping students write scientific explanations. Science Sampler. 54-56.
Pinontoan, K. F., M. Walean, & A. V. Lengkong. (2021). Pembelajaran daring menggunakan e-modul pada flipped classroom statistika untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan intensi berwirausaha. Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran, 8(1), 1-10.
Prasetya, S. P. (2014). Memfasilitasi pembelajaran berpusat pada siswa. Jurnal Geografi. 1-11.
Prihatni, Y., Kumaidi, & Mundilarto. (2016). Pengembangan ınstrumen dıagnostık kognıtıf pada mata pelajaran IPA dı SMP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(1), 111-125.
Ratumanan, T. G., & Laurent, T. (2010). Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Tingkat Satuan Pendidikan. Surabaya: Unesa Press.
Sampson, V., J. Grooms, & J. P. Walker. (2010). Argument-driven ınquiry as a way to help students learn how to participate in scientific argumentation and craft written arguments: an exploratory study. Wiley Periodicals, 95(2), 217-257.
Sandoval, W. A., & B. J. Reiser. (2004). Explanation-driven ınquiry: ıntegrating conceptual and epistemic scaffolds for scientific ınquiry. Wiley Periodicals, 88(3), 345-372.
Supeno, S. Bektiarso, & A. Munawarroh. (2018). Pengembangan pocketbook berbasis android untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Semınar Nasıonal Fısıka (SNF). 26-83.
Taufiq, M., N. S. Sukmadinata, I. Abdulhak, & B. Y. Tumbelaka. (2010). Desaın model pembelajaran untuk menıngkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA (fısıka) sekolah menengah pertama dı kota Bandung. Berkala Fisika, 13(2), 31-44.
Taufiqoh, P. L., Raharjo, & S. Indana. (2012). Profil media pembelajaran ınteraktif berbasis komputer pada materi sistem peredaran darah manusia. BioEdu., 1(2), 1-14.
Wang, C. Y. (2015). Scaffolding middle school students’ construction of scientific explanations: comparing a cognitive versus a metacognitive evaluation approach. International Journal of Science Education, 37(2), 237-271.
Wallace, C. S. (2004). Framing new research in science literacy and language use: authenticity, multiple discourses, and the ‘‘third space”. Science Education, 88(6), 901-914.
Wijayanto, T., Supeno, & S. Bektiarso. (2020). Pengaruh model inkuiri terstruktur terhadap kemampuan scientific explanation siswa dalam pembelajaran fisika di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online, 8(2), 18-24.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Pendidikan MIPA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
The copyright is reserved to The Jurnal Pendidikan MIPA that is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.