Struktur teks Geguritan Candrabherawa dalam tradisi tulis bahasa Bali

I Wayan Agus Gunada

Abstract


Salah satu karya sastra yang masih hidup sebagai bentuk tradisi tulis dalam struktur kebahasaan Bahasa Bali adalah geguritan. Geguritan adalah karya sastra yang dibentuk berdasarkan pupuh dan di lagukan oleh dua orang dimana satu orang yang melagukan dan satu orang yang mengartikan atau memaknai masing-masing pupuh. Geguritan candrabherawa merupakan geguritan yang dikawi oleh I Ketut Ruma mengacu kepada lontar Purwwagama Sasana. Kajian geguritan Candrabherawa ini berpusat kepada analisis struktur teksnya yang dianggap unik dan memiliki ciri tersendiri terkait rasa estetika dan kemampuan pengarangnya, hasil analisa disimpulkan terdapat komponen yang membentuk struktur teks geguritan ini dan yang menonjol adanya perbedaan padalingsa pupuh pembentuk geguritan Candrabherawa yang terkesan keluar dari pakem yang ada namun perbedaan ini umumnya terjadi karena pengarang ingin mempertahankan alur cerita sehingga pemilihan kata dalam jumlah pada sedikit berbeda dengan struktur pada selanjutnya dalam pupuh-pupuh pembentuk teks geguritan Candrabherawa namun perbedaan tersebut tidak mengubah kesan estetika dari geguritan tersebut.

 

Kata Kunci : sastra, struktur, geguritan, candrabherawa


Full Text:

PDF

References


Amidong, H. H. (2016). Penokohan Dalam Karya Fiksi. Fakultas Sastra, Universitas Musilm Indonesia.

Anak Agung Istri Dwi Wulandari, I Wayan Mandra, G. D. D. S. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Yang Terkandung Dalam Geguritan Lubdaka. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 2(1), 1–5. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Bagus, I., Nandana, D., Istri, T., Mulyawati, A., & Putu, L. (2017). Geguritan Aji Rama Rena Analisis Struktur Dan Makna. Humanis, Journal Of Arts And Humanities, 20, 304–309.

Budiasa, I. N. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Teks Gaguritan Tam Tam. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 3(2), 304–306.

Dhanu Priyo Prabowo, V. Risti Ratnawati, Suyami, Mumfangati, T. (2002). Geguritan Tradisional Dalam Sastrajawa. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Dyah Nur Lailyana. (2017). Analisis Gaya Bahasa Pada Geguritan Dalam Majalah Djaka Lodang Edisi 3 Oktober 2015 - 2 April 2016. Aditya, (02), 1–10.

Gde Bagus Made Surya Pradnyana, I Wayan Augita, I. G. N. M. (2018). Geguritan Begawan Dharma Swami (Kajian Nilai Pendidikan Agama Hindu). Jurnal Penelitian Agama Hindu, 2(2), 552–558. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Gunada, I. W. A. (2020). Ajaran Agama Hindu Dalam Geguritan Candrabherawa Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter. Kamaya : Jurnal Ilmu Agama, 3(2), 102–119. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.37329/Kamaya.V3i2.434

I Made Budiasa, I. M. S., & Sukrawati, Cokorda Lstri Negari, N. P. E. (1997). Konsep Budaya Bali-Dalam Geguritan Sucita Subudhi. Repositori.Kemdikbud.Go.Id. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Sri Ulina Beru Ginting. (2017). Struktur Alur Dan Bentuk Konflik Yang Membangun Novel Saman Karya Ayu Utami. Jurnal Pena Indonesia, 3(2), 130–146.

Sura, I. M., Loka, W., Sudarsana, I. K., & Artayasa, I. W. (2019). Nilai Pendidikan Karakter Dalam Geguritan Wirotama. Jurnal Penelitian Agama Hindu, (Sinta 5), 75–79.

Tjok. Istri Agung Mulyawati R. (2017). Kajian Bentuk Sastra Paletan Tembang Geguritan I Ceker Cipak. Retrieved From Https://Simdos.Unud.Ac.Id/Uploads/File_Penelitian_1_Dir/3fb4642685c0de40cdaa1924ff1d77a4.Pdf

Wijaya, N. (2014). Apakah Agama Hindu Bali Modern Lahir Dari Tantangan Pancasila Dan Islam. Jurnal Kajian Bali (Journal Of Bali Studies), 4(1), 14–15.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats