Persepsi Masyarakat Batak Toba Terhadap Perkawinan Semarga di Bahal Gajah Sumatera Utara

Yusan Elpriani Simanjuntak, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa

Abstract


This research was conducted to know the perception of Batak Toba society towards fellow-clan marriage in Batak Toba custom in Bahal Gajah Sidamanik Simalungun North Sumatra. The method that used in this research was qualitative descriptive method, subject of the research was 2 persons of Batak Toba society delegation, clergy, custom chief and the fellow-clan bridegroom. Research technique that used in this research was triangulation research technique. Based on analyzing data of the result by using observation, interview and documentation techniques, then it can be seen from response dominant understanding indicator participates into understanding category towards fellow-clan marriage, whole response indicator participates into disagree category or refuse fellow-clan marriage in Batak Toba custom, and expectation indicator of respondents states that fellow-clan marriage has no positive impact and expects fellow-clan marriage is no longer to happen in order to preserve the originality and totality of Batak Toba custom.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Batak Toba terhadap perkawinan semarga dalam adat suku Batak Toba di Bahal Gajah Sidamanik Simalungun Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, subjek yang diteliti merupakan masyarakat Batak Toba berjumlah 2 orang, pemuka agama, tokoh adat 2 orang dan pelaku perkawinan semarga 2 orang. Teknik penelitian yang digunakan yaitu teknik penelitian triangulasi. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, maka dapat dilihat dari indikator pemahaman dominan responden masuk kedalam kategori paham terhadap perkawinan semarga, indikator tanggapan seluruh responden masuk kedalam kategori tidak setuju atau menolak perkawinan semarga dalam adat Batak Toba, dan indikator harapan responden mengatakan bahwa perkawinan semarga tidak berdampak positif dan mengharapkan perkawinan semarga tidak terjadi lagi guna menjaga keaslian dan keutuhan adat Batak Toba.

Kata kunci : batak toba, perkawinan, persepsi masyarakat, semarga.


Full Text:

PDF

References


Angghelia, Novita Dewi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perkawinan Mangalua (Kawin Lari) dalam Masyarakat Adat Suku Batak Toba di Kelurahan Bandar Jaya Timur, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah Pada Tahun 2010. Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Hadikusuma, Hilman. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

http://andthem.blogspot.co.id/2011/06/dampak-resiko-akibat-perkawinan-sedarah-html?m=1)

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Novita, Maria. 2012. Gambaran Konflik Pada Individu yang Menikah Semarga Suku Batak Toba. Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Pardede, Bertha. T, dkk. 1981. Bahasa Tutur Perhataan dalam Upacara Adat Batak Toba. Jakarta Timur: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pelawi, Kencana Sembiring dan Kartika, Tatiek. 1998. Pandangan Generasi Muda Terhadap Upacara Perkawinan Adat di Kota Medan. Jakarta: Departemen Pendidikann dan Kebudayaan RI.

Prasetya, Joko Tri. 2011. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sihombing, T.M. 2000. Filsafat Batak: Tentang Kebiasaan-Kebiasaan Adat Istiadat. Jakarta: Balai Pustaka.

Simanjuntak, Antonius. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Widyastuti, Yeni. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.