Anasir Poskolonial dalam Novel: Telaah Mimikri dan Implikasi sebagai Bahan Ajar

Muharsyam Dwi Anantama, Ali Mustofa, Wildan Aji Saputra

Sari


Globalization presents challenges in the form of decreasing values of nationalism and de-characterization among the younger generation. Education should be able to solve this problem. One way that this can be done is through Indonesian language subjects, especially material on literary analysis. Literary works contain various contents of advice that can be enjoyed as a means of strengthening the value of nationalism and character education. On that basis, this study intends to analyze the symptoms of hybridity, mimicry, and ambivalence in Iksaka Banu's novel Sang Raja. The results of the analysis of the three postcolonial phenomena in the novel are expected to be used as Indonesian language teaching materials oriented towards strengthening the national character. This research is a descriptive qualitative study with a sociological literature approach. The data of this research are symptoms of hybridity, mimicry, and ambivalence in the data source in the form of the Iksaka Banu's novel Sang Raja. The data was taken using reading and note-taking techniques. The data that has been collected were analyzed using interactive analysis techniques. The results showed that in the novel Sang Raja, there are symptoms of hybridity in the form of education and work; mimicry in the form of clothing, lifestyle, and property; ambivalence in the form of rejection of mimicry by the natives. The results of the study of postcolonial phenomena in the novel Sang Raja can be used as Indonesian language teaching materials.

 

Globalisasi menghadirkan tantangan berupa menurunnya nilai nasionalisme dan dekarakterisasi di kalangan generasi muda. Pendidikan seyogyanya bisa mengatasi persoalan tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi tentang analisis karya sastra. Karya sastra menyimpan berbagai muatan nasihat yang bisa diteroka sebagai sarana penguatan nilai nasionalisme dan pendidikan karakter. Karya sastra yang bisa dimanfaatkan peranannya sebagai penguat nilai nasionalisme adalah karya sastra yang berlatarkan kehidupan kolonial. Karya sastra dengan latar kolonial banyak memua twacana-wacana yang merangsang peserta didik untuk berpikir kritis. Atas dasar itu, penelitian ini hendak menganalisis gejala mimikri sebagai gejala poskolonial dalam novel Sang Raja karya Iksaka Banu. Hasil analisis terhadap gejala poskolonial dalam novel tersebut selanjutnya bisa dipakai sebagai bahan ajar bahasa Indonesia yang berorientasi pada penguatan karakter kebangsaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi sastra. Data penelitian ini adalah gejala mimikri dalam sumber data berupa novel Sang Raja karya Iksaka Banu. Data tersebut diambil dengan teknik baca dan catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis interaktif. Sebagai bentuk pertanggungjawaban keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan dalam novel Sang Raja terdapat gejala mimikri berupa cara berpakaian, gaya hidup, dan properti. Hasil kajian terhadap gejala poskolonial dalam novel Sang Raja dapat digunakan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia.

 

Kata Kunci: bahan ajar, karya sastra, nasionalisme, poskolonial


Kata Kunci


bahan ajar, karya sastra, nasionalisme, poskolonial

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ahmadi, Y. (2017). Pembelajaran Wacana Sebagai Landasan dalam Berliterasi Sastra untuk Meningkatkan Karakter Siswa. SENABAHASA (Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra), 470–476.

Alwadhaf, Y. H., & Omar, N. (2011). Narrating the nation and its other: The emergence of Palestine in the postcolonial Arabic novel. 3L: Language, Linguistics, Literature, 17(SPEC. ISSUE), 109–119.

Aman. (2014). Aktualisasi Nilai-Nilai Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme Dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(1), 23–34.

Anantama, M. D., Meirita, S., & Kartika, A. (2023). Tokoh Fiksi Raden Saleh dalam Relasi Barat-Timur dan Pemanfaatan sebagai Bahan Ajar. Edukasi Lingua Sastra, 21(2), 98–114. https://doi.org/10.47637/elsa.v21i2.888

Anantama, M. D., Widodo, S. T., & Setiawan, B. (2021). Hybridity and Mimicry in the Novel Pangeran Dari Timur Iksaka Banu’s Work. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 8(1), 32–42. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v8i1.2211.

Anindita, K. A., Satoto, S., & Sumarlam. (2020). Diksi dalam Buku Kumpulan Puisi Surat Kopi Karya Joko Pinurbo Sebagai Bahan Ajar. Ak, 32(1), 67–78. https://doi.org/10.29255/aksara.v32i1.241.

Artawan, I. G., & Yasa, I. N. (2015). Mimikri dan Stereotipe Kolonial Terhadap Budak dalam Novel-Novel Balai Pustaka. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(1), 577–584.

Banu, I. (2017). Sang Raja (1st ed.). Kepustakaan Populer Gramedia.

Bhabha, H. K. (2004). The Location of Culture. In Routledge (3rd ed.). Routledge.

Culler, J. (2000). Literary Theory : A Very Short Introduction. Oxford University Press.

Dewi, F. C., Saraswati, U., & Muntholib, A. (2019). Perkembangan Arsitektur pada Masa Kolonial di Surakarta Tahun 1900-1942: Tinjauan Politik, Sosial, dan Pendidikan. Journal of Indonesian History, 8(2), 96–104.

Huddart, D. (2006). Homi K. Bhabha. In Routledge. Routledge. https://doi.org/10.1057/9781137328380

Kautsar, S. A. Al. (2020). Jejak Kolonial dalam Kumpulan Cerpen “Teh dan Pengkhianat” Karya Iksaka Banu. BAPALA, 7(1), 1–7.

Mehrvand, A., & Khorsandi, J. (2018). Anonymous collectivity and “sly civility”: Postcolonial defiance in a satirical short story by aziz nesin. GEMA Online Journal of Language Studies, 18(2), 31–45. https://doi.org/10.17576/gema-2018-1802-03.

Miles, M., & Huberman, M. (2014). Qualitative Data Analysis A Method Sourcebook Third Edition (3rd ed.). Sage Publications.

Munaris, Hilal, I., & Anantama, M. D. (2023). POSKOLONIAL: MIMIKRI (Teori dan Praktik). Selat Media Patners.

Putri, N. A. (2011). Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran Sosiologi. JURNAL KOMUNITAS, 3(2), 205–215.

Rahman, F. (2016). Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942. PT Gramedia Pustaka Utama.

Rahmanto. (2005). Metode Pengajaran Sastra. Penerbit Kanisuis.

Stockdale, J. J. (2020). The Island of Java (2nd ed.). Indoliterasi.

Stroomberg, J. (2018). Handbook of The Netherlands East-Indies. IRCiSoD.

Suwondo, T. (2016). Pragmatisme Pascakolonial Trilogi Gadis Tangsi dalam Sistem Komunikasi Sastra. Pustaka Pelajar.

Tarsinih, E. (2019). Nilai Sosial Novel Kelir Slindet Karya Kedung Darma Romansha Berdasarkan Tinjauan Sosiologi Sastra Sebagai Upaya Memilih Bahan Ajar Sastra dan Metode Pembelajarannya. BAHTERA INDONESIA: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(1), 31–38.

Teeuw, A. (2013). Sastra dan Ilmu Sastra (4th ed.). Pustaka Jaya.

Wardani, N. E., & Widyahening, C. E. T. (2020). Hybridity, mimicry and ambivalence of female characters in Indonesia: A study from postcolonial novels. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(1), 419–431.

Wibisono, A., Waluyo, H. J., & Subiyantoro, S. (2018). Mimikri Sebagai Upaya Melawan dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer. DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, 5(2), 37–43.

Yolanda, Y., Widayati, E. S., & Husniah, F. (2018). Nilai Karakter Bangsa dalam Serat Bratayuda Saduran Karel Fredrik Winter. RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 11(1), 88–99. https://doi.org/10.26858/retorika.v11i1.4959


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.