INTERTEKSTUALITAS DALAM SASTRA LISAN LAMPUNG
Sari
Dalam suatu proses pembuatan sastra lisan Lampung tentunya tidak dapat terlepas dari faktor intrinsik dan ektrinsik yang membangun suatu karya sastra. Intertekstual merupakan suatu cara untuk mengolah dua objek kajian yang didasarkan pada asumsi atau hipotesis adanya pengaruh di dalam suatu karya sastra baik disengaja ataupun tidak disengaja. Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah teknik studi dokumenter, yaitu dilakukan dengan membaca sastra lisan Lampung atau sumber data penelitian kemudian mendokumentasikan setiap hal berupa kutipan-kutipan sebagai data penelitian. Berdasarkan hasil analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa kajian intertekstualitas dalam sastra lisan Lampung pada dongeng “Ulun Nahen Serakkep dan Lemawong jama Napuh“ setelah dianalisis dengan prinsip intertekstualitas memiliki hubungan antara teks yang satu dengan yang lain. Dongeng “Ulun Nahen Serakkep dan Lemawong jama Napuh” merupakan cerita rakyat Lampung. Cerita tersebut merupakan tradisi lisan Lampung yang diceritakan secara turun-temurun.
In a process of making Lampung oral literature, of course, it cannot be separated from the intrinsic and extrinsic factors that build a literary work. Intertextual is a way to process two objects of study based on the assumption or hypothesis of the influence in a literary work, either intentional or unintentional. The data collection technique chosen is a documentary study technique, which is done by reading Lampung oral literature or research data sources and then documenting everything in the form of quotations as research data. Based on the results of the researcher's analysis, it can be concluded that the study of intertextuality in Lampung oral literature in the fairy tale "Ulun Nahen Serakkep and Lemawong jama Napuh" after being analyzed with the principle of intertextuality has a relationship between one text and another. The fairy tale “Ulun Nahen Serakkep and Lemawong jama Napuh” is a Lampung folk tale. The story is an oral tradition of Lampung which is told from generation to generation.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Ariska, A. (2018). Gugatan Tentang Poligami dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dengan Novel Surga Yang Tidak Dirindukan Karya Asma Nadia. E-Journal, 1-21.
Az,Arman dan Yudo Suryo Hapsoro, 2021, Cerita Sehari-hari Masyarakat Waylima. bandar lampung : Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Danandjaja, james. 1984. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Kristeva, J. (1980). Desire in Language a Semiotic Approach to Literature and Art. Oxford: Basil Blackwell.
Matanggui, Dr. Junaiyah H. 2021 Cerita Kancil dari Lampung I, bandar lampung : Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Nesi, A., Rahadi, R.K., & Pranowo. 2019. Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Takanab: Kajian Ekolinguistik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Vol. 11, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 1-178.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press.
Sukatman (2009). Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia. Laksbang Pressindo, Yogyakarta
Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Beberapa Teori Sastra Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Gaja Mada.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada.
Utomo, C.B. & Kurniawan, G.F. 2017. Bilamana Tradisi Lisan menjadi Media Pendidikan Ilmu Sosial di Masyarakat Gunungpati. Jurnal Harmony, Vol. 2, No. 2.
Worton, Michael; Judith Still. (1990). Intertextuality and Practices. New York: Manchester University Press.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.