ANALISIS MAKNA MAMAHEA NI’OWALU (MENANDU PENGANTIN) DALAM UPACARA PERNIKAHAN ADAT NIAS
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata cara menandu pengantin dan makna menandu pengantin. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer yang didapatkan dari observasi, dokumentasi, dan wawancara yang dilakukan peneliti dan informan yang telah ditentukan oleh peneliti. Analisis data yang digunakan adalah dengan empat tahapan ialah pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan dari hasil penelitian makna dari menandu pengantin adalah bersimbol bahagia sebagai perayaan pesta ditandai dengan tenda biru dan pelaminan berhias bunga-bunga sebagai singgasana pengantin dianggap raja dan ratu sehari, serta diiringi alat musik gong, aramba dan faritia. Sebagai generasi Nias, ciri khas pada pesta pernikahan ini telah ada sejak dulu hingga saat ini. Makna lain tentang menandu pengantin yang dianggap emas yang dipamerkan pada orang-orang adalah wujud penerimaan yang sah dari pihhak laki-laki pada keluarga atau komunitas mereka yang bersosial. Selanjutnya, saudara yang menggendong pengantin adalah rasa penguatan hubungan untuk saling melindungi dan turut memberikan apresiasi atas pilihan hidup untuk menikah.
This research aims to analyze the procedure of menandu bride and the meaning of menandu bride. Using descriptive qualitative method with primary data sources obtained from observation, documentation, and interviews conducted by researchers and informants who have been determined by researchers. The data analysis used is with four stages, namely data collection by conducting interviews and documentation. Based on the results of the research, the meaning of the bridal menandu is a happy symbol as a party celebration marked by a blue tent and a flower-decorated aisle as the throne of the bride and groom considered the king and queen of the day, and accompanied by gong, aramba and faritia musical instruments. As a generation of Nias, this characteristic of the wedding party has existed from the past to the present. Another meaning of carrying the bride and groom, which is considered gold that is displayed to people, is a form of legal acceptance from the male party in their family or social community. Furthermore, brothers carrying the bride and groom is a sense of strengthening the relationship to protect each other and also give appreciation for the life choice to get married.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Budimawati Harefa, A. B. (2023). Analisis Nilai-Nilai Budaya dalam Famotu Ono Ihalo (Nasihat Kepada Pengantin Perempuan) Di Pesta Pernikahan Adat Di Kota Gunungsitoli. 3(2), 1–23.
Bawamenewi, A. (2020). Analisis Tindak Tutur Bahasa Nias Sebuah Kajian Pragmatik. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 3(2), 200–208. https://doi.org/10.31004/jrpp.v3i2.1217
Dewi, Ning. (2020). Konsep Simbol Kebudayaan: Sejarah Manusia Beragam dan Berbudaya. Jurnal Studi Agama. Kepulauan Riau.
Duha, A., Ndruru, K., & Laia, R. (2022). Makna Semiotik Mamahea Ni’owalu (Menandu Pengantin) Pada Acara Pesta Pernikahan. Education: Jurnal Pendidikan, 1 (2), Page 390-403. https://doi.org/10.56248/education.v1i2.53
Farhaeni & Martini. (2023). Pentingnya Nilai-Nilai Budaya Dalam Mempertahankan Warisan Budaya Lokal Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Juispol).
Hendro, Eko. (2020). Simbol: Arti, Fungsi, dan Implikasi Metodologinya. Jurnal Ilmiah Kajiana Metodologi. Universitas Diponegoro.
Laia, A. P. (2016). Makna Famesao Ono Nihalö Pada Acara Pernikahan di Desa Simandraölö Kecamatan O’o’u Aris. 1(1), 1–23. https://doi.org/10.57094/faguru.v1i1.499
Laia, Bestari. (2023). Kehidupan Sseseorang Telah Diikat Oleh Hukum Adat (Pra Kelahiran) Desa Tigaserangkai, Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat. (FKIP) Universitas Nias Raya.
https://journal.uniraya.ac/index.php/HAGA/article/download/1023/884/
Rahmawati, Suci & Hakim. (2023). Pengertian Makna dan Simbol Acuan. Jurnal Of The Center For Islamic Educationt Studies (CIES). Institut Agama Islam Cirebon.
Salbilah, Rahma. (2022). Jenis-Jenis Makna dan Perubahannya. Jurnal Bahasa dan Sastra Arab. Universitas Islam Negeri Sunankalijaga Yogyakarta.
Savitri, Niken, and Maria Zalukhu. (2016). "Diskriminasi dalam Hukum Perkawinan (Penelitian Atas Hukum Perkawinan Adat Suku Nias)."
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/view/13727/0
Pateda M. (2012). Semantik Leksikal. Nusa Inda
Priyatna, Novel. (2022). Kesetian Dalam Pernikahan Ssebagai Karakteristik Seorang Pemimpin Kristen. Universitas Pelita Harapan Indonesia.
https://ojs.uph.edu/index.php/DIL/article/viewFile/6382/2899
Telaumbanua, Tuhoni. (2019). Kaum Milenial dan Kebudayaan Di Persimpangan Jalan. Gunungsitoli: STT SUNDERMAN. https://jurnal.sttsundermann.ac.id/index.php/sundermann/article/view/19
Sugiyono, (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Umar Jusnimar. (2015). Peranan Nilai Sosial Dalam Pengembangan Pendidikan Umum. Al-darah: Jurnal Kependidikan Islam, 5(2), 1-18. https://doi.org/10.24042/alidarah.v5i2.728
Zalukhu, Sony. (2020). Perspektif Antropologi Dan Religi Perkawinan Suku Nias. Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia. https://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/16596
Zebua, Soraya dan Krisnayanti. (2019). Keabsahan Hukum Pernikahan Adat Suku Nias. Kabupaten Nias Selatan dan Kota Gunungsitoli. https://osf.io/g9zxm/download/?format=pdf
Refbacks
- There are currently no refbacks.